Refleksi mandiri
Harpila Desky, S.Pd
CGP Angkatan 8 Kota Langsa
SMAN 1 Langsa
Model 4F
1. Facts (Fakta)
Pada tanggal 25 September 2023 Saya memulai pembelajaran Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya. Modul berisi beberapa tahapan pembelajaran yakni mulai dari diri berisi cakupan materi sekolah sebagai ekosistem. Pada tahapan pembelajaran pertama CGP diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan pemantik untuk mengingat kembali pengetahuan dasar tentang apa saja yang menjadi factor yang mempengaruhi ekosistem di sekolah serta bagaimana peran kepala sekolah sebagai pimpinan dalam pengelolaannya, selanjutnya merefleksi kembali jawaban yang telah di tulis serta mengungkapkan harapan dari pembelajaran di modul 3.2.
Pada alur ekplorasi konsep, saya dan rekan CGP hebat lainnya mempelajari factor yang mempengaruhi ekosistem sekolah, beberapa contoh kasus pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis kekurangan serta pemetaan sumber daya yang ada berdasarkan tujuh aset dengan pendekatan ABCD yaitu Asset-Based Community Development. Di tahap pembelajaran Forum diskusi , saya dan rekan rekan cgp lainnya berdiskusi seputar materi dengan menjawab 4 kasus yang ada di LMS dan saling menanggapi ide atau gagasan yang disampaikan di dalam forum.
Hal yang paling menarik selanjutnya adalah ruang kolaborasi yang terbagi dalam dua sesi, Pada sesi pertama kegiatan ini, seluruh CGP dapat bertatap muka secara daring untuk saling berdiskusi dan mengidentifikasi tujuh sumber daya yang ada di daerah untuk dapat di analisis strategi pemanfaatannya secara tepat. Kegiatan ini selalu menarik karena setiap CGP dapat berkontribusi menyampaikan gagasannya sesuai dengan kondisi di daerah masing masing. Pada sesi ke dua, mempresentasikan serta memberikan umpan balik hasil diskusi yang di sampaikan oleh kelompok lain untuk mendapatkan strategi pemanfataannya secara efektif.
Pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan Demonstrasi Kontekstual yaitu menganalisis sebuah video yang di sematkan pada LMS dengan melihat visi misi dan prakarsa perubahan yang ada dalam tayangan tersebut. Saya juga menggunakan tahapan B-A-G-J-A untuk mengidentifikasi dan merefleksikan praktik baik dan peran pemimpin pembelajaran.
2. Feeling (Perasaan)
Perasaan saya selalu bahagia ketika berjumpa dengan kawan kawan CGP hebat dalam ruang kolaborasi, sesi pembelajaran tersebut adalah sesi yang paling saya tunggu, bertemu dengan rekan rekan yang berbeda wilayah pada setiap sesi nya. Ini dikarenakan Fasilitator selalu mengubah dan memodifikasi tim belajar sehingga ada suasana yang berbeda yang hadir ketika proses diskusi berjalan. Menariknya selain mempelajari materi di modul, saya juga bisa mempelajari berbagai karakter CGP lainnya, menyimak bagaimana sudut pandang dan gagasan kawan kawan dalam menginterpretasi materi materi di ruang diskusi kolaborasi. Selain mendapat pencerahan dalam memahami isi modul saya juga terkadang mendapatkan moment” klik” untuk ide ide baru.
3. Finding (Pembelajaran)
Pembelajaran yang saya dapatkan pada minggu ini adalah memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah dengan menggunakan pendekatan pengembangan berbasis asset ( Asset-Based Community Development/ABCD).
Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik dan abiotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.
Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:
- Murid
- Kepala Sekolah
- Guru - Staf/Tenaga Kependidikan
- Pengawas Sekolah - Orang Tua
- Masyarakat sekitar sekolah
- Dinas terkait
- Pemerintah daerah
Faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:
- Keuangan
- Sarana dan prasarana
- Lingkungan alam
Dr. Kathryn Cramer seorang ahli psikologi mengembangkan Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) menyatakan bahwa kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif
Sementara Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang tidak nyaman dan curiga yang dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.
Selain hal di atas, Saya juga dapat mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah, memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolah dan mengevaluasi hasil pemetaan sumber daya sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan proses pembelajaran murid.
7 kerangka aset utama berdasarkan pendapat dari Green dan Haines (2016) yaitu:
1. Modal Manusia
2. Modal Sosial
3. Modal Politik
4. Modal agama dan budaya
5. Modal Fisik Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:
a. Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
b. Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.
6. Modal Lingkungan/alam
7. Modal Finansial
4. Future (Perubahan)
Perubahan yang akan saya lakukan adalah berdasarkan pemahaman baru dari materi modul 3.2 saya akan melakukan pemetaan sumber daya yang ada di sekolah dengan menggunakan tujuh asset/sumber daya berdasarkan pendekatan pengembangan komunitas berbasis asset yang telah dirancang dan akan dipergunakan di SMAN 1 Langsa serta mengimbaskan pengetahuan-pengetahuan baru tersebut pada rekan-rekan sejawat guna peningkatan mutu pendidikan di SMAN 1 Langsa khusus nya dan Kota Langsa pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar